Rescue Pack
Learn and Let Live!
Search Result
Wednesday, 7 July 2010
Cara Tradisional Melawan Dingin
Semoga tidurnya nyenyak.
Sunday, 27 June 2010
Video Belajar Bahasa Inggris
Pertengahan Juni 2010 adalah pertengahan musim dingin di benua Kangguru ini. Tidak ada salju, tapi anginnya menusukkan tiga derajat celcius ke tulang rusuk. Dalam cuaca seperti ini membuat malas untuk kemana-mana atau melakukan aktivitas apapun, termasuk berfikir. Tapi karena berfikirlah manusia hidup. Untuk membantu belajar bahasa Inggris dan membiasakan dengan aksen, video berikut ini sangat menarik dan membantu.
http://australianetwork.com/learningenglish/xml/livingenglish.xml
Enjoy!
Tuesday, 16 March 2010
Sebulan Kemudian
Sunday, 21 February 2010
Work and Learning
Wednesday, 13 January 2010
Vocational Education and Development
How is vocational education related to development needs?The relation is drawn existing vocational knowledge and building the capacities for professional work, for teaching, training and development and research related roles.
Monday, 11 January 2010
Graha Wisata Kuningan
Jika keperluan anda berada di pusat kota, seperti Taman Ismail Marzuki, Monas, Museum Gajah, Plaza Indonesia hingga Plaza Senayan maka Graha Wisata Kuningan sangat tepat menjadi pilihan. Bangunan berlantai 4 dengan 67 kamar ini, terletak di pusat kota berdekatan dengan Gelanggang Olah Raga Soemantri Brojonegoro, Gedung Nyi Ageng Serang serta Pasar Festival. meskipun berdekatan dengan pusat keramaian, berada dii Graha Wisata Kuningan tetap nyaman dan tenang bahkan terkesan jauh dari kebisingan kota.
Nah, kebetulan waktu tes IELTS di IALF , yang berada persis diseberang Pasar Festival, tepatnya di Gedung Sentra Mulia lantai dasar, graha wisata ini bisa berjarak cuma sepuluh menit jalan kaki. Jadi tidak perlu menginap ditempat yang lebih jauh untuk ke IALF plus harus naik kendaraan lain seperti taksi atau bis.
Tidak jauh dari Sentra Mulia, sekitar lima menit jalan kaki bisa menjangkau Setiabudi, pusat makanan (yang lumayan mahal) tapi justru bisa santai karena ada bioskop Setiabudi 21, tiketnya Rp 15.000, kalau hari Sabtu-Minggu atau libur menjadi Rp 20.000,- yang lebih murah tentunya dibanding harga tiket di Pontianak.
· 29 Kamar Special (AC + TV) dengan 2 tempat tidur.
· 38 Kamar Standard dengan 6 tempat tidur.
· Ruang rapat dengan kapasitas 60 orang.
· Ruang Makan dengan kapasitas 300 orang
· Ruang Ibadah.
· Lobby, Drugstore dan kantin.
· Sarana Telepon.
· Sarana Olahraga (Bola Volley, Bulutangkis dan Tenis Meja)
Alamat:
Jl. HR Rasuna Said Jakarta Selatan
Telp: (62 21) 525-6922, Fax: (62 21) 525-6930
TARIF PER HARI
Harga Kamar/ Orang
Spesial:
a. Umum Rp. 50.000,-
b. Remaja/ Mahasiswa Rp. 25.000,-
Standar :
a. Umum Rp. 20.000,-
b. Remaja/ Mahasiswa Rp. 10.000,-
Informasi diatas didapat dari situs resmi pemerintah DKI Jakarta di http://jakarta-tourism.go.id/wisatadkiapp/content/id/186/graha-wisata-kuningan, tapi harganya untuk ruangan itu dihitung untuk per orang, jadi perlu diingat, karena harga kamar dihitung per kamar, misalnya untuk kamar tarif spesial, waktu saya menginap dihitung 1 kamar untuk umum yang ditulis 50 ribu per orang justru dengan biaya 100 ribu plus 20% servis, jadi Rp 120 ribu.
Friday, 1 January 2010
Pasti ke Singkawang!
Visit Kalbar Year 2010 atau Tahun Kunjungan Kalimantan Barat 2010, jelas maksudnya untuk mengundang turis luar negeri. Salah satunya yang paling gencar adalah upaya pemerintah Kota Singkawang, dengan slogan: "Pasti Ke Singkawang", karena rasanya memang cuma di Singkawang, turis lokal atau luar negeri yang akan pasti mampir.
Kota yang dulunya merupakan sebuah desa bagian dari wilayah kerajaan Sambas, Desa Singkawang sebagai tempat singgah para pedagang dan penambang emas dari Monterado. Para penambang dan pedagang yang kebanyakan berasal dari negeri China, sebelum mereka menuju Monterado terlebih dahulu beristirahat di Singkawang, sedangkan para penambang emas di Monterado yang sudah lama sering beristirahat di Singkawang untuk melepas kepenatannya, dan Singkawang juga sebagai tempat transit pengangkutan hasil tambang emas (serbuk emas). Waktu itu, mereka (orang Tionghoa) menyebut Singkawang dengan kata San Keuw Jong ( Bahasa Hakka ), mereka berasumsi dari sisi geografis bahwa Singkawang yang berbatasan langsung dengan laut Natuna serta terdapat pengunungan dan sungai, dimana airnya mengalir dari pegunungan melalui sungai Sampai ke muara laut. Melihat perkembangan Singkawang yang dinilai oleh mereka yang cukup menjanjikan, sehingga antara penambang tersebut beralih profesi ada yang menjadi petani dan pedagang di Singkawang yang pada akhirnya para penambang tersebut tinggal dan menetap di Singkawang.